Tampilkan postingan dengan label Tugas Kuliah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tugas Kuliah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 30 September 2016

[TUGAS SOFTSKILL] Profil PT. Internux



Tentang Internux


BOLT! Super 4G LTE merupakan layanan mobile broadband dengan teknologi 4G LTE pertama di Indonesia yang diselenggarakan oleh PT. Internux dan PT. First Media,Tbk dengan menggunakanfiber optic sebagai backbone koneksi layanannya yang terus menerus berupaya untuk mencapai kualitas jaringan yang stabil, dapat diandalkan dengan jangkauan layanan yang merata di seluruh daerah operasinya.
Teknologi 4G yang diusung oleh BOLT! Super 4G LTE berjalan pada frekuensi TDD 2,3 Ghz  memungkinkan para pelanggan untuk menikmati akses data internet super cepat hingga 72 Mbps

Dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun semenjak didirikannya, layanan internet super cepat dan stabil BOLT! Super 4G LTE yang didukung

± 3000 BTS berhasil mengakusisi satu juta pelanggan di wilayah Jabodetabek pada February 2015. Untuk dapat selalu memberikan kepuasan bagi para pelanggan, teknologi layanan internet super cepat ini akan ditingkatkan dengan mengaplikasikan teknologi LTE Advanced yang dapat memberikan kecepatan hingga 150 Mbps.

Disamping layanan data, BOLT! Super 4G LTE juga menjadi yang pertama kali dalam menyediakan device yang dapat mengakses layanan 4G bagi konsumen di Indonesia (BOLT MiFi) yang meraih sukses besar dari segi penjualan maupun penyebarannya bahkan hingga mencapai daerah yang belum terjangkau oleh layanan BOLT! Super 4G LTE

Selain MiFi, tersedia juga POWERPHONE untuk mengakomodasi kebutuhan komunikasi intensif pelanggan namun tetap ingin terkoneksi dengan layanan data super cepat BOLT! Super 4G LTE. Hal ini dimungkinkan karena POWERPHONE dilengkapi dengan teknologi komunikasi terkini berupa dual on feature.

Untuk kenyamanan para pelanggan dalam menikmati BOLT! Super 4G LTE , tersedia dua pilihan paket berlanggan Prabayar dan Pascabayar :
- Prabayar (ekonomis) : tersedia mulai dari Rp. 25 ribu hingga Rp. 200 ribu dengan masa aktif 1 hingga 3 bulan.
- Pascabayar (praktis) : tidak dibatasi masa aktif, pelanggan dapat kapanpun mengkonversi balance nya menjadi voucher paket data sesuai dengan kebutuhan.


Sejarah Internux


Awalnya, perusahaan ini berdiri sebagai warnet yang hanya bermodalkan 10 unit komputer dengan sistem operasi LINUX. Oleh karena itu, nama Internux diperoleh dari Internet LINUX. Perusahaan ini pertama kali terdaftar di departemen kehakiman Republik Indonesia pada tahun 2001. Pengurus Interux pada saat pertama kali perusahaan ini terbentuk terdiri dari: Ir. Stephanus Adi Nugroho, Ir. Andi Ridwan Djabir Pattiwiri, Ir. Irwin Day dan Adnan Nizar SH. Pertama didirikan, perusahaan ini beralamat di Arief Rate No. 3, Makassar Sulawesi Selatan. Namun, pada tahun 2004, terjadi perubahan pemegang saham yang mayoritas dimiliki oleh Stephanus Adi Nugroho dan kantor pun berpindah ke jalan Ratulangi 53J Makassar, Sulawesi Selatan,

Selanjutnya, di tahun 2009 perusahaan ini memperoleh lisensi Broadband Wireless Access (BWA) dari pemerintah hingga akhirnya mereka memasarkan layanan 4G Long Term Evolution (LTE) sebuah internet nirkabel dengan merek dagang Bolt![1] Dalam membangun teknologi, Internux bekerjasama dengan Mitsui dengan penanaman investasi sebesar 75 juta dolar.


Pemegang Saham Internux


Hingga Desember 2014, saham PT Mega Mandiri Mantap pemilik PT Internux telah diakuisisi oleh First Media sebanyak 69,04% melalui tahapan transaksi seperti mengkonversi piutang perseroan di MMM senilai RP. 477,60 miliar pada 20 November menjadi 796 saham. Lalu melakukan penyertaan modal ke Internux dengan mengambil bagian dari pengeluaran saham baru sebanyak 170 saham dengan nilai Rp. 102 miliar. Setelah itu, KBLV menyetorkan modal ke Mitra Mandiri senilai Rp 18 miliar atau setara dengan 30 saham. Ketiga, KBLV menyetor modal sebesar Rp 739 miliar atau 1.233 saham melalui penerbitan saham baru Mitra Mandiri. Penambahan modal demikian dilakukan untuk meningkatkan pelayanan data.


Anak Perusahaan Internux


- BOLT!
- MOVImax



Sumber :
http://en-id.qerja.com/company/view/internux-pt
https://id.wikipedia.org/wiki/Internux

Minggu, 01 Mei 2016

[TUGAS SOFTSKILL] Analisis Game Arcane Legends

  
Pendahuluan : Arcane Legend adalah game online MMORPG berbasis web (Web-Based Game) yang dapat dimainkan bersama orang lain. Tetapi game ini juga dapat dimainkan di Android dan IOS.

Dengan penjelasan seperti itu, maka kita telah mengetahui bahwa game Arcane Legends adalah game yang hanya dapat dimainkan melalui browser. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, maka game ini pun dibuat agar dapat dimainkan di platform Android dan IOS.

Kali ini saya akan menganalis bagaimana jika game Arcane Legends ini dibuat dengan menggunakan Blender Game Engine.

Seperti yang kita ketahui bahwa rata-rata game berbasis web memiliki kualitas grafik yang sudah sangat bagus tetapi masih kurang realistik. Bagaimana jika game Arcane Legends ini dibuat menggunakan Blender Game Engine? Perubahan seperti apa yang akan terjadi? Berikut analisis menurut saya.

- Pertama, tentu game ini akan memiliki grafis yang jauh lebih baik daripada berbasis web seperti sekarang ini, karena Blender Game Engine sudah memiliki fitur berbagai metode rendering yang tentunya sangat mendukung pembuatan animasi dengan tingkat "keaslian" yang tinggi.

- Kedua, akan banyak fitur yang ditambahkan pada game ini. Blender Game Engine menggunakan bahasa pemrograman Phyton yang artinya kompleksitas dari Blender Game Engine dapat membuat banyak fitur yang sebelumnya tidak ada pada game berbasis web.

- Ketiga, jika game Arcane Legends ini dibuat dengan menggunakan Blender Game Engine maka game ini akan memiliki tampilan 3D yang sangat baik karena tekstur grafisnya sangat realistik.

Sekian analisis yang dapat saya sampaikan mengenai pembuatan game Arcane Legends jika menggunakan Blender Game Engine.

Kamis, 09 Juli 2015

Penulisan Jurnal Tentang Responsive Web Design


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS RESPONSIVE WEBSITE

TITO RAYNALDI (58413928)

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Gunadarma. 2015

ABSTRAK

Website Disebut juga site, situs, situs web, atau portal. Secara makna sebuah website adalah sekumpulan halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan internet tanpa terbatas ruang dan waktu.
Website merupakan sebuah komponen yang terdiri dari teks, gambar, suara animasi sehingga menjadi media informasi yang menarik untuk dikunjungi oleh orang lain.

Responsive Web Design  atau biasa disingkat RWD adalah sebuah pendekatan yang menunjukkan bahwa desain dan pengembangan harus menanggapi perilaku dan lingkungan pengguna  berdasarkan pada ukuran, platform dan orientasi layar. Praktik ini meliputi penggunan perpaduan grid fleksibel dan layout, gambar dan CSS media query. Sebagaimana pengguna saat ini yang beralih dari laptop ke tablet, website secara otomatis harus menyesuaikan resolusi, ukuran gambar dan kemampuan scriptingnya. Dengan kata lain, website harus memiliki teknologi untuk secara otomatis merespon preferensi pengguna yang didasarkan pada resolusi layar gadget yang digunakan (PC, laptop, netbook,tablet, smart phone dan mobile phone).

Kata Kunci : Responsive Web Design, Website Design, Framework, CSS Query, Adaptive Web Content Layout, Fluid Responsive, Semi-Responsive.





PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Semakin berkembangnya teknologi pada zaman sekarang ini, maka bukan hal yang sulit lagi untuk dapat berselancar di web menggunakan perangkat komputer atau pun gadget lainnya. Hal ini memungkinkan suatu website akan terlihat tidak responsif jika dibuka melalui perangkat selain komputer. Sebagai contoh jika suatu website terlihat bagus jika dibuka melalui komputer, namun akan terlihat acak-acakan jika dibuka melalui smart phone, tablet  ataupun gadget lainnya. Oleh karena itu web desainer harus berhati-hati bahwa isi dari situs web mereka dapat dibaca dan fungsional pada semua resolusi ini. Itu adalah motivasi untuk pengembangan Responsive Web Design (RWD). RWD istilah ini pertama kali disebutkan oleh Ethan Marcotte dalam laporannya yang diterbitkan pada bulan Mei 2010 pada portal “A list apart. Di dalamnya (Responsive Web Design, 2013) ia menggambarkan teori dan aplikasi RWD. Pada tahun 2013 diumumkan di Mashable Inc, situs berita Inggris-Amerika, teknologi dan media sosial, sebagai tahun RWD, (Mashable, 2013).

Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menyelidiki sejauh mana RWD diimplementasikan dalam praktek. Para penulis sampai pada kesimpulan bahwa perlu untuk mendidik web designer dan terus-menerus mempengaruhi organisasi baik dari halaman HTML, sehingga mereka bisa dengan mudah beradaptasi dengan resolusi yang berbeda dan perangkat.


Landasan Teori
Responsive Web Design (RWD)
Ide utama dari prinsip-prinsip dasar RWD adalah “Web For All”, lihat (Karolić, 2013.). Inti dari ide ini adalah untuk memungkinkan akses ke konten web untuk semua media yang ada. Seperti telah disebutkan dalam Pendahuluan, saat ini, ada berbagai jenis perangkat untuk mengakses internet yang memiliki dimensi layar yang berbeda. Tapi pengguna memiliki kebutuhan yang sama ketika berselancar di web, terlepas dari perangkat yang mereka gunakan. Sebab, misalnya, mendapatkan informasi dari website yang dibuat untuk komputer layar lebar, mengakses web dengan ponsel bisa sangat tidak nyaman. Maka kebutuhan untuk mengadaptasi tata letak konten web untuk dimensi layar dan resolusi yang berbeda. Di sisi lain, membuat halaman web yang berbeda untuk berbagai perangkat adalah kerja keras untuk web designer, dan juga harus dihindari. Bersama dengan perkembangan industri media (smart phone, iPads, tablet), teknik untuk mengadaptasi konten web untuk media yang berbeda berkembang juga. Dalam konteks ini, RWD tampaknya menjadi solusi yang baik.
Dalam empat tahun terakhir, ada peningkatan lebih dari 45% dari penggunaan ponsel untuk mengakses web. Perkiraan jumlah orang yang mengakses web per ponsel adalah sekitar 1,1 miliar (Musti, Kashyap, 2013.). Menurut prediksi dari perusahaan Ericsson, (Vanguardngr 2014), jumlah pengguna ponsel akan mencapai 9 miliar pada tahun 2018. Diharapkan ponsel pintar menjaga posisi pemimpin di antara perangkat mobile lainnya.
Secara keseluruhan, tata letak konten harus juga disesuaikan dengan media pengguna.
RWD juga mampu meng-kompres halaman suatu website jika dibuka melalui gadget. Tidak hanya itu, RWD mampu mempercepat proses load website. Seperti yang dapat kita lihat pada Gambar. 1.




CCS3 Media Query
Fungsi dari Media Queries dalam CSS3 adalah mengubah stylesheet berdasarkan lebar & tinggi yang kita tentukan. Ini biasa dilakukan oleh web designer untuk mendesain website responsive di berbagai device yang ditentukan seperti iPhone, Tablet & sebagainya. Jadi kita bisa membuat style terpisah untuk berbagai resolusi yang kita tentukan. Kode CSS akan menghasilkan style background berbeda disetiap ukuran lebar yang ditentukan. Web designer bisa mengkreasikan seperti membuat mobile site hanya dengan menggunakan CSS3 tanpa merubah isi konten utama & menulis ulang kode html untuk mobile site. Media Query hanya dimaksudkan untuk memecahkan masalah template kecil untuk mobile, tidak semua hal dapat membuat mobile browsing yang berbeda (seperti konteks, bandwidth, dll).

METODE PENELITIAN
Metode Kepustakaan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kepustakaan, dimana penulis mencari semua bahan-bahan untuk dijadikan referensi dari internet. Referensi yang penulis gunakan adalah referensi yang berhubungan dengan Responsive Web Design (RWD) dan CSS3.

Analisa
Dari data yang sudah didapatkan melalui referensi-referensi diatas, kita mengetahui bahkan penenerapan responsive web design sangatlah dibutuhkan pada saat ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengguna yang menggunakan gadget untuk berselancar di website. Penerapan RWD mungkin akan menjadi penggunaan yang wajib diterapkan oleh web designer pada masa yang akan mendatang. Tampilan web yang responsive terhadap berbagai media juga dapat menarik para pengunjung web agar mereka dapat merasa nyaman ketika berkunjung. Hal-hal yang mungkin menguntugkan jika menerapkan RWD ini adalah sebagai berikut:
-         Website terlihat semakin baik jika menggukanan layar kecil.
-         Dapat mengkompres ukuran suatu website.
-         Dapat mempercepat loading suatu website.


PENUTUP
Kesimpulan
Dari data diatas, kita dapat menyimpukan bahwa semakin berkembangnya zaman maka semakin pula kebutuhan RWD sangat dibutuhkan bagi para web designer. Hal ini tidak memungkinkan jika pada tahun tahun mendatang penerapan RWD sangat diwajibkan, dan semua web designer pun harus menguasai penggunaan metode RWD. Dan jika dilihat lagi maka semakin baik tampilan suatu web yang bisa menyesuaikan resolusi layar pengunjung, maka akan semakin banyak pula pengunjung yang akan nyaman ketika mengunjungi web tersebut.

Saran
Agar para pengguna gadget merasa nyaman dan mempermudah exploring suatu website, semua web designer harus menerapkan RWD ketika sedang mendesain suatu web. Saya sendiri sangat tidak nyaman ketika berkunjung ke suatu web menggunakan smart phone jika web tersebut tidak mendukung tampilan untuk layar kecil. Desain tampilan web untuk layar kecil dengan sebaik-baiknya agar web terlihat lebih bagusd dipandang dan membuat website tidak terlalu berat ketika dikunjungi. Mungkin ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk waktu yang akan mendatang, yaitu diantaranya : Tipe gadget dipasaran mungkin akan terus bertambah, sehingga para web designer harus terus beradaptasi agar penggunaan RWD dapat diterapkan untuk tampilan beberapa device baru.


DAFTAR PUSTAKA
Natasa Subic, Tanja Krunic, Biljana Gemovic, CSS3-Media-Queries-Responsive-Design_STC-Summit_120523. http://www.iiakm.org/ojakm/articles/2014/volume2_1/OJAKM_Volume2_1pp93-103.pdf

Trilibis.com, Trilibis_RWD_survey_APR_2014. http://www.trilibis.com/files_/Trilibis_RWD_survey_APR_2014.pdf


 Zoe Mickley Gillenwater, CSS3-Media-Queries-Responsive-Design_STC-Summit_120523.

Ethan Marcotte, Responsive Web Design. (2013). RWD. http://alistapart.com/article/responsive-web-design/


Mashable. (2013). Leading source for news, information and resources for Generation. http://mashable.com/2012/12/11/responsive-web-design/

Karolić B., (2013) Increasing the availability of information using modern technologies of the open Web to build user interfaces for mobile devices Online Journal of Applied Knowledge Management, Volume 1, Issue 2.

Subu Musti, Vittaldas Kashyap, (2013) Responsive Design: The Time is Now.